Autoimun adalah Sistem Kekebalan tubuh Yang Menyerang dirinya sendiri.
Apa yang akibatnya jika “Sang Penjaga tubuh” Menyerang dirinya sendiri?
Apakah penyakit Autoimun itu?
Penyakit Autoimun adalah penyakit dimana sistem kekebalan yang terbentuk salah mengidentifikasi benda asing, dimana sel, jaringan atau organ tubuh manusia justru dianggap sebagai benda asing sehingga dirusak oleh antibodi. Jadi adanya penyakit autoimun tidak memberikan dampak peningkatan ketahanan tubuh dalam melawan suatu penyakit, tetapi justru terjadi kerusakan tubuh akibat kekebalan yang terbentuk. (NIH, 1998; Schaechter dkk., 1993 : Salyers dan Whitt, 1994 : Pelczar dkk. 1986 : Madigan dkk. 1997).
Apakah Menular ?
Apakah Menular ?
Belum pernah dibuktikan bahwa penyakit autoimmune ini bersifat menular. Penyakit autoimmune tidak menyebar kepada individu lainnya sebagaimana penyakit infeksi. Penyakit ini tidak sebagaimana AIDS demikian pula tidak sebagaimana kanker. Gen individu penderita penyakit autoimmune memiliki konstribusi terhadap penularan penyakit autoimmune. Penyakit tertentu seperti Psoriasis dapat terjadi diantara beberapa anggota keluarga (NIH, 1998).
Penyakit Autoimmune (Psoriasis)
Penyakit Autoimmune (Psoriasis)
Ada beberapa penyakit autoimmune dan masing-masing dapat berdampak pada tubuh dengan berbagai model, sebagai contoh; reaksi autoimmune berlangsung menyerang otak pada kasus multiple sclerosis dan menyerang saluran pencernaan pada kasus penyakit Crohn’s. Pada kasus penyakit autoimmune lainnya, seperti lupus erythematosus (lupus), berdampak pada jaringan dan organ-organ yang bervariasi antar individu dengan penyebab penyakit yang sama. Seseorang yang menderita lupus mungkin berdampak pada kulit dan persendian sementara kasus lupus pada individu lainnya memberikan dampak kulit, ginjal dan paru-paru. Pada akhirnya kerusakan pada jaringan-jaringan yang disebabkan oleh sistem kekebalan akan permanen sebagaimana kerusakan sel pankreas yang memproduksi insulin pada diabetes mellitus tipe I.
Apakah Penyebab Utama Penyakit Autoimmune ?
Apakah Penyebab Utama Penyakit Autoimmune ?
Genetik : Telah ditunjukkan pada manusia bahwa gen major histocompatibility complex (MHC) dikaitkan dengan kejadian spesifik dari penyakit autoimmune. Gen MHC ada pada semua vertebrata, gen ini menandai 2 katagori pokok molekul yang membentuk bagian dari sel membran dan seluruh bagian membran (Schaechter dkk., 1993 : Henderson dkk., 1999). Secara khusus gen tersebut memiliki peranan dalam menseleksi antigen yang dapat dikenali oleh sel-T. Sebuah analisa keturunan dari anjing beardies menunjukan bahwa hypoadrenocorticism mempengaruhi sifat keturunan yang dihasilkan. Kejadian ini disebabkan adanya autosomal recessive gene yang melakukan penetrasi secara tidak lengkap.
Para peneliti berharap dapat mengidentifikasi gen atau gen-gen pada satu atau lebih loci yang memiliki hubungan dengan hypoadrenocorticism. Analisa pedigree pada populasi besar Old English Sheepdogs dan breeds lainnya yang pada populasi lebih kecil, menunjukkan bahwa hampir semua kasus autoimmune terjadi pada hewan yang memiliki darah segaris. Namun demikian data tersebut juga menjelaskan bahwa anjing-anjing yang dalam segaris keturunan tidak selalu menderita penyakit autoimmune dimana mayoritas dalam kondisi normal, sehat walaupun beberapa menderita gangguan subklinis penyakit autoimmune. Kesimpulan yang dapat ditarik dari kasus diatas bahwa ; Tampaknya anjing memiliki kecendurungan secara genetik untuk menderita penyakit autoimmune (Aronson, 1999).
Fakta lain menunjukkan bahwa gen spesifik atau kelompok gen sebagai predisposisi suatu keluarga terhadap Psoriasis. Sebagai tambahan, individu anggota suatu keluarga dengan penyakit autoimmune dapat berperan dalam membentuk abnormalitas gen yang mendorong kejadian penyakit autoimmune walaupun mungkin menurunkan penyakit autoimmune dalam jenis penyakit autoimmune lainnya. Sebagai contoh; salah satu orangtuanya menderita lupus, maka keturunannya dimungkinkan menderita dermatomyositis dan mungkin keturunan lainnya penderita Rheumatoid arthritis (NIH, 1998).
Penyakit Autoimmune (rhematoid-arthritis)
Penyakit Autoimmune (rhematoid-arthritis)
Beberapa penyakit autoimmune diketahui terjadi dan makin terjadi karena adanya faktor pemicu seperti infeksi virus. Sinar matahari tidak saja berperan sebagai pemicu kejadian lupus akan tetapi sinar matahari malahan dapat memperburuk kondisi penderita lupus. Hal ini perlu disadari sehingga faktor-faktor tersebut dapat dihindari oleh individu yang rentan dalam rangka mencegah atau meminimalisasikan jumlah kerusakan yang ditimbulkan oleh karena penyakitauto immune pada penderita. Faktor-faktor lainnya seperti : stress kronis, hormonal dan kehamilan, belum banyak diketahui dampaknya terhadap sistem kekebalan dan penyakit autoimmune (Aronson, 1999)
Bagaimana Mekanisme Kejadian Penyakit Autoimmune ?
Bagaimana Mekanisme Kejadian Penyakit Autoimmune ?
Jika tubuh dihadapkan sesuatu yang asing maka tubuh memerlukan ketahanan berupa respon immun untuk melawan substansi tersebut dalam upaya melindungi dirinya sendiri dari kondisi yang potensial menyebabkan penyakit. Untuk melakukana hal tersebut secara efektif maka diperlukan kemampuan untuk mengenali dirinya sendiri sehingga dapat memberikan respon pada kondisi asing atau bukan dirinya sendiri. Pada penyakit autoimmune terjadi kegagalan untuk mengenali beberapa bagian dari dirinya (NIH, 1998).
Ada 80 grup Penyakit autoimmune serius pada manusia yang memberikan tanda kesakitan kronis yang menyerang pada hampir seluruh bagian tubuh manusia. Gejala-gejala yang ditimbulkan mencakup gangguan nervous, gastrointestinal, endokrin sistem, kulit dan jaringan ikat lainnya, mata, darah, dan pembuuh darah. Pada gangguan penyakit tersebut diatas, problema pokoknya adalah terjadinya gangguan sistem immune yang menyebabkan terjadinya salah arah sehingga merusak berbagai organ yang seharusnya dilindunginya.
Bagaimana Mendiagnosa Penyakit Autoimmune?
Bagaimana Mendiagnosa Penyakit Autoimmune?
Diagnosa penyakit autoimmune didasarkan pada gejala individu yang didapatkan melalui pengamatan kondisi fisik dan hasil pemeriksaan laboratorium. Diagnose dini penyakit autoimmune sangat sulit dilakukan. Beberapa gejala dari penyakit autoimmune, seperti kecapaian, adalah tidak spesifik. Test laboratorium mungkin sangat membantu, tetapi seringkali tidak mencukupi didalam mengkonfirmasi suatu diagnostik. Jika individu menderita gejala semacam sakit persendian dan hasil laboratorium positif tetapi non spesifik, maka penderita tersebut akan didignose dengan nama yang membingunggkan (undifferentiated) sebagai awal atau tidak terbedakan sebagai penyakit jaringan ikat (connective tissue disease) (NIH, 1998).
Apa Contoh Penyakit Autoimmune itu ?
Apa Contoh Penyakit Autoimmune itu ?
1. Rheumatoid Arthritis
Pada penderita rheumatoid arthritis, sistem kekebalan secara significant melakukan taget kerusakan di daerah liningsynovium yang membungkus persendian. Peradangan bagian sinovium ini biasanya simetris (kejadiannya sama sebangun dari kedua organ tubuh), menyebabkan sakit, bengkak, dan kaku pada persendian. Penyakit rheumatoid arthritis dibedakan dari osteoarthritis yang lebih umum ditemukan kasusnya disertai arthiris “wear-and-tear” degenerative. Akhir-akhir ini fokus therapi dilakukan dengan mengurangi peradangan dari persendian dengan menggunakan obat-obat anti peradangan atau immunosuppressive. Kadang-kadang sistem immune juga merusak paru, pembuluh darah atau mata. Jarang muncul pasien yang memiliki gejala penyakit autoimmune lainnya, seperti peradangan Sjogren’s, gatal dan bersisik. Pada beberapa kasus pengobatan oral sering dilakukan (NIH, 1998 ; Roitt, 1991).
2. Multiple Sclerosis
Multiple sclerosis adalah penyakit dimana sistem immune merusak jaringan ssyaraf dari sistem syaraf pusat. Umumnya, kerusakan pada sistem syaraf pusat terjadi intermitten, sehingga memungkinkan penderita dapat melakukan aktivitas kehidupan normal. Pada kejadian yang ekstrem, gejalanya tampak permanen sehingga penderita akan mengalami kebutaan, kelumpuhan, dan kematian premature. Beberapa terapi dengan menggunakan obat semacam beta interferon sangat membantu bagi penderita dengan gejala intermitten (NIH,1998).
4life Transfer Factor. TF akan menenangkan sistem imun penderita penyakit autoimun. Dengan TF, para penderita Autoimun menemukan solusi permasalahan mereka.
sistem imun atau sistem kekebalan tubuh yang seharusnya berfungsi untuk melindungi tubuh dari serangan hewan mikroorganisme dan sel kanker. Ketika sistem ketahanan tubuh menjadi naïf atau bodoh, tidak bisa membedakan mana sel baik dan mana sel jahat, setiap sel-sel baru yang baru dalam tubuh akan diserang. Penyakit-penyakit yang muncul karena sistem kekebalan yang menyerang sel-sel tubuh sendiri dikenal dengan penyakit autoimun.Sistem kekebalan tubuh rusak dan menterjemahkan jaringan tubuh sendiri sebagai benda asing dan kemudian menyerang jaringan tubuh sendiri.
Penyebab pasti dari reaksi imunitas tidak diketahui secara pasti, kekacauan sistem imun bisa berasal dari keturunan.
Penyakit-penyakit yang muncul karena kegagalan fungsi sistem kekebalan tubuh atau sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif disebut penyakit autoimun. Berikut penyakit-penyakit yang merupakan penyakit autoimun:
- Asma
- Alergi
- Psoriasis
- Lupus
- Tyroid
- Myasthenia gravis
- Acute disseminated encephalomyelitis
- Multiple Sclerosis
- Gullain-Barre Syndrome
- Paraneplastic Neurologic disorders
- Cerebellar degeneration
- Autoimmune chronic active hepatitis
- Primary biliary sclerosis
- Gastrointestinal tract
- Pernicious anemia
- Inflammatory bowel disease
- Diabetes tipe I
Penggunaan TRANSFER FACTOR pada penderita autoimun
AutoimunAutoimun terjadi ketika sistem ketahanan tubuh menjadi naïf atau bodoh, menterjemahkan jaringan tubuh sendiri sebagai benda asing dan kemudian menyerang jaringan tubuh sendiri. Transferfactor adalah karunia tuhan untuk semua manusia, memiliki kemampuan mendidik dan menenangkan sistem imun yang naïf atau bodoh atau educate naïf immune system. sistem imun yang sudah cerdas dan distabilkan tidak akan menyerang jaringan tubuh sendiri.
Gambar dibawah menggambarkan kondisi sistem imun. Pada area berwarna biru adalah sistem dalam keadaan normal atau stabil. Area diatas warna biru adalah kondisi dimana sistem imun terlalu aktif, penyakit-penyakit autoimun muncul pada area ini. Transferfactor akan menenangkan sistem imun yang terlalu aktif tersebut sampai ke level normal. Kemampuan mendidik dan mencerdaskan sistem imun ini sangat penting bagi para penderita autoimun.
Testimoni Penggunaan TRANSFER FACTOR pada penderita autoimun
Anak saya berusia 12 tahun didiagnosa menderita penyakit Autoimun Multiple sclerosis. Ia lumpuh total tidak bisa menggerakan tangan dan kaki, tidak bisa melihat dan mendengar, makan harus disuapin. Setelah konsumsi Transfer factor selama 3 bulan ia sudah bisa menggerakan tangan dan kakinya kembali, sudah bisa berjalan kembali. Makan sudah normal dan telinganya pun sudah bisa mendengar kembali. Kami terus memberinya Transfer factor dan terus berdoa semoga matanya bisa melihat kembali – Agus– 45 tahun – Jakarta
Kakak saya didiagnosa menderita GBS (guillain barre syndrome) ringan, kesulitan menelan. Tangan dan kakinya terasa kaku, kesemutan dan sulit untuk berjalan. Dokter bilang ini penyakit autoimun. Saya mendapatkan informasi tentang manfaat transferfactor lewat internet, lalu menyarankan kepada kakak saya untuk mengkonsumsinya, setelah konsumsi 2,5 bulan keluhan-keluhannya hilang, saya senang sekali kakak saya bisa sembuh dari penyakit ini dengan cepat. Sumarto – 36 tahun Cianjur
Saya sudah menderita sistematik lupus sejak usia 13 tahun dan saya melewati hidup yang sangat berat selama 15 tahun. Pada tahun-tahun awal menyerang system saraf pusat dan diperlukan tekanan yang kuat untuk menekan penyakit tersebut. Dulu itu saya menjadi kemoterapi dan perawatan steroid pulse .
Saya dulu mengkonsumsi aneka vitamin dan herbal, bersamaan dengan aneka makanan dan suplemen vitamin. Saya juga telah mencoba minum jus terus menerus sebagai bagian dari diet saya. Saya sudah mencoba segala macam karena saya pikir itu akan membantu saya dalam mengontrol kesehatan saya sehingga saya dapat berhenti menggunakan steroid- steroid.
Beberapa bulan lalu, saya merasa episode baru lupus saya. Saya merasakan sakit di dada saya ketika saya menarik nafas. Rasanya seperti seseorang menginjak dada saya ketika saya bernafas. Rasa sakit itu terus berlanjut dan akhirnya saya menghubungi dokter saya yang pernah mengirim saya ke cardiologist. Dia bilang saya mengalami paracartitis dan artinya saya harus meningkatkan prednisone. Saya tidak suka mengkonsumsi prednisone dan saya juga tidak suka meningkatkan dosis konsumsi prednisone
Suatu ketika saya mulai mengkonsumsi Transfer factor dan saya mulai mengkonsumsinya di malam hari. Saya juga memutuskan bahwa saya tidak akan meningkatkan dosis konsumsi prednisone seperti yang di sarankan dokter. Keesokan harinya saya merasa ada perkembangan dalam pernafasan saya dan rasa sakitnya pun berkurang. Hari hari berikutnya saya tetap mengkonsumsi Transfer factor Saya merasakan perkembangan luar biasa dan saya mengurangi konsumsi prednisone ke dosis normal. Minggu berikutnya saya melakukan ultrasound check untuk mengecek cairan di hati saya. Cairan itu hilang sama sekali. Perawatnya bilang steroid-steroid benar-benar telah melaksanakan pekerjaannya dan saya Cuma tersenyum dan berkata ”saya rasa juga begitu”. Tetapi dalam hati saya berkata pasti 4life transfer factor lah yang telah bekerja karena saya tahu itu bukan steroid-steroid.
Setelah mengkonsumsi Transfer factor selama 4 bulan, saya yakin ini sangat membantu saya. Saya merasa lebih berenergi dan bisa bekerja fulltime . Memang kadang-kadang jika saya kelelahan saya merasa gatal, tapi itu tidak sesering dulu lagi. Saya telah berjuang selama 13 tahun untuk mengatasi gejala lupus saya. Saya telah mencoba beraneka produk herbal, vitamin-vitamin, terapi dan pengobatan. Beberapa bisa bekerja untuk sementara tapi sebentar saja sudah kambuh lagi. Karena kekecewaan-kekecewaan yang saya alami sebelumnya, ketika mencoba 4life saya tidak berharap terlalu banyak tapi saya merasakan hasil yang luar biasa.
Jika saya merasa dingin atau ketika mulai sore, tenggorokan saya mulai sakit (ini terjadi karena system imum saya tertekan), saya akan mengkonsumi lebih banyak Transfer Factor dan gejala sakit ini pun berhenti sebelum bertambah parah. Dari sini saya dapat ambil kesimpulan bahwa saya harus memperhatikan apa yang saya makan dan harus cukup istirahat untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Transfer Factor dapat meningkatkan kualitas hidup saya, seperti cara saya merasakan dan melihat kehidupan ini. Saya merasa ini adalah jawaban dari doa-doa saya kepada tuhan. Saya bersyukur Transfer factor telah datang dalam kehidupan saya dan membuat saya jauh lebih baik dan jauh lebih bahagia . Saya tidak pernah merasa sebaik ini dari semua produk yang sudah saya coba selama bertahun-tahun. Ini benar-benar berhasil buat saya.
Gejala-gejala yang berkaitan dengan lupus saya seperti sakit terus menerus dan merasa lelah telah hilang. Saya merasa berenergi sejak menggunakan Transfer Factor.” - Susanti , Jogjakarta.
hub saya segera, untuk pemesanan dan Konsultasi tentang Transfer Factor
Bambang Chaerudin
085814776555
Pin BB 3166F252
Tidak ada komentar:
Posting Komentar